Saya sebut mereka sahabat. Juga belahan jiwa.
Walau kadang kami tidak sejalan. Kami tetap sahabat.
Entah sudah berapa kali saya tertawa bersama mereka. Tersenyum dan berteriak bersama.
Dan entah sudah berapa kali mereka melihat saya menangis.
Sering kami berbagi cerita, berbagi makan, minum, berbagi pemikiran baik hingga pemikiran liar.
Mereka sahabat saya. Bukan teman.
Mereka saudari saya. Meski tidak sekandung.
Mereka menyenangkan sekaligus mengesalkan. Tapi kami tetap sahabat.
Kami bertemu saat seragam putih biru masih menjadi bagian dari kami.
Saat transformasi putih abu-abu, kami masih selalu bersama.
Bahkan saat pemilik waktu membawa kami ke tempat berbeda, kami tetap bersama.
Sudah lama waktu menahan kami bertemu. Meski kadang kami bertemu diam-diam dibelakang waktu.
Itu jelas tidak cukup bagi kami. Sangat tidak cukup untuk menjadi sama seperti dulu.
Katakan saja bahwa saya rindu. Katakan juga bahwa mereka rindu.
Ya, saya rindu. Saya ingin seperti dulu. Saya ingin membingkai setiap senyuman mereka.
Sangat ingin melihat mereka tertawa lalu menangis.
Jangan tertawa. Tapi sungguh, ingin rasanya mengulang masa lalu kami bersama.
Ingin bersama lagi sebelum kami mulai sibuk dengan hidup sendiri.
Sahabat, apakah kalian punya rasa yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar