Senin, 07 Juni 2010
Ga JeLass
Rabu, 02 Juni 2010
Mesin Waktu (CoPas)
Mesin waktu. Mesin yang berfungsi membawa kita ke waktu kapan saja di dunia. Masa lalu bahkan masa depan.
Mesin waktu ini bukanlah mimpi belaka. Berdasarkan teori relativitas Albert Einstein semua menjadi mungkin. Menurut penelitian yg dipublikasikan oleh Irina Arefieva dan Igor Volovich,
"Dalam relativitas umum, waktu digambarkan dalam kurva ruang-waktu berawal dari masa lalu ke masa depan. Tetapi adakalanya kurva tersebut akan berpotongan, seperti kurva tertutup, yang diinterpretasikan sebagai sebuah mesin waktu - sekaligus memunculkan kemungkinan perjalanan waktu (time travel)."
Cukup. Saya di sini akan membahas fungsi mesin waktu bukan teori apalagi cara pembuatannya. :D
Pertanyaan sederhana dari saya:
Saat kalian mendapatkan satu kesempatan untuk mengoperasikan mesin waktu, apa yang akan kalian lakukan?
Saya? Saya tidak akan melakukan apa-apa.
Loh, kita bisa mengubah masa lalu agar masa depan kita berubah lebih baik?
Saya tidak perlu mengubah masa lalu saya. Semua baik. Kalaupun saya berpikir atau merasa tidak baik, itu karena saya belum bisa mengetahui kebaikannya. Lagipula bila masa lalu saya diubah, saya tidak bisa di sini menulis untuk kalian. :)
Oke. Masa depan! Kita bisa melihat masa depan. Dengan melihat masa depan, kita bisa mengetahui hal-hal apa saja yg bisa kita perbaiki di masa lalu sehingga masa depan kita lebih baik.
Saya? Ke masa depan? Saya tetap tidak mau. Kenapa? Hei, mana jiwa misteri kalian? Apa asyiknya bila kita tahu dengan siapa kita menikah? Di mana kita akan bekerja? Atau bahkan kapan dan di mana kita akan mati? No! I definitely dont want to ruin my life's mystery on my own. Masalah baik atau tidak (sekali lagi), semua baik bagi saya.
Kalau kamu memang berpendapat seperti itu, kenapa kamu menanyakannya pada kami?
Sebenarnya ini pure perspektif saya terhadap waktu. Waktu itu ilusi. 24/7 adalah ciptaan manusia belaka.
Ada seorang wanita yang ingin mengubah masa lalunya. Dia bersikeras masa lalunya perlu 'diubah'. Dia masih merasakan sesal telah memilih pilihan yang salah.
Ada pula seorang sahabat yang cemas dengan masa depannya. Takut gagal. Umur yang menua. Dia khawatir masa depannya akan suram.
Hei, apakah kita Tuhan? Bukan. Kita makhluk. Kita pencipta. Tapi bukan Maha Pencipta. Hidup memang kita yang mencita-citakannya. Tetapi, Tuhanlah yang memiliki hak mutlak apakah cita-cita itu layak atau tidak. Tuhan juga selalu melihat pertumbuhan kita. Pertumbuhan kesiapan kita menerima cita-cita kita.
Ibarat seorang pemuda yang sedang mengikuti kelas melukis. Kita boleh melukis sesuka hati kita. Apapun yang kita inginkan. Tapi, pada akhirnya, lukisan kita akan diukur layak atau tidaknya untuk dipajang di sebuah galeri.
Nah, lukisan kita berikutnya seharusnya lukisan yang TERbaik dari kita. Tidak perlu meminta untuk dipajang di galeri. Seorang guru akan mengetahui lukisan siapa yang terindah. Tugas kita? Hanya meningkatkan kualitas lukisan kita.
Tuhan hanya merancang yang TERbaik untuk kita. Begitu juga untuk masalah waktu. Tuhan dengan ke-Maha-annya telah merancang dengan Maha tepat.
So? Mesin waktu ada di hadapan kalian. Apa yang akan kalian lakukan?